MAKALAH BOLA VOLY
Disusun Oleh
ELISABET
HARYATI
Kelas : XII IPS4
SMA NEGERI 1 LANGKE REMBONG RUTENG
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan
atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan rahmat dan karunia Nya, masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran Penjaskes dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan serta memberiakan petunjuk dalam
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan
semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Ruteng, 18 Oktober
2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG...................................................................... 1
B. TUJUAN........................................................................................... 1
C. MANFAAT....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. SEJARAH BOLA VOLY................................................................ 3
B. SARANA DAN PRASARANA PERMAINAN BOLA VOLY.... 7
C. TEKNIK DASAR BOLA VOLY.................................................... 8
D. PERATURAN-PERATURAN......................................................... 16
E. PENILAIAN..................................................................................... 19
F. WASIT DALAM BOLA VOLY...................................................... 21
BAB III PENUTUP..................................................................................... 25
A. KESIMPULAN................................................................................. 25
B. SARAN............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam
memberikan makna mutu pendidikan yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan
kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan di
terbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang
komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dasar bola voli merupakan media
untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Melihat dari perkembangan
Bola voli di dunia yang kian merebak selayak dan seyogya nya pula kita sebagai
generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang sekarang menjadi salah
satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyak olahraga yang diminati di
Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh plosok dan tidak
ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita harus menanamkan pada peserta
didik kita mengenai Pentingnya ilmu Bola voli serta sejarah singkat Bola Voli.
B.
TUJUAN
Mata Kuliah Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1.
Mengembangkan keterampilan
pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang
terpilih.yaitu salah satunya Olahraga Bola voli
2.
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik.di bidang bola voli.
3.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak
dasar dalam Bermain Bola voli
4.
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, Terutama di bidang Bola
voli.
5.
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis dalam Beramain Bola
voli.
6.
Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
C.
MANFAAT
Semoga makalah ini sangat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat dipergunakan sebagai bahan
acuan dalam memberi pengajaran kepada para peserta didik sekaligus dapat
membangun Indonesia yang tangguh dibidang ke Olahragaan terutama dibidang
olahraga Bola Voli.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SEJARAH BOLA VOLI
1.
Sejarah
Perkembangan Bola Voli di Daerah Asalnya
William G. Morgan (New York, 1870–1942) adalah
tokoh asal Amerika
Serikat yang dikenal sebagai pencipta
olahraga bola voli.
Morgan muda kuliah di Springfield
College yang dikelola YMCA (Young
Men’s Christian Association). Di sana ia bertemu dengan James Naismith yang
pada tahun 1891
menciptakan olahraga bola
basket. Setelah lulus, pada tahun 1895 ia
mulai bekerja sebagai Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di Massachusetts. Di
sana ia menciptakan permainan bernama Mintoinette yang dirancang tidak
seberat basket agar cocok dimainkan orang-orang yang lebih tua. 9
Februari 1895 menjadi hari kelahiran permainan ini.Dirancang
berdasarkan olahraga lain asal Jerman bernama faustball, permainan yang ini
kemudian berganti nama menjadi volleyball (bola voli).
Setelah bertemu dengan James
Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket
yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November
1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama
halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya
sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga
merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette
ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James
Naismith.
Olahraga permainan Mintonette sebenarnya
merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa
jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi
empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket,
baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya,
permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda
lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette
menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi
pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada
awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the
Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive
Director of Department of Physical Education of the International Committe of
YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang
telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang
bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh
instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua
tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan
bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun
di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu,
permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah
pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari
permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang
tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Demonstrasi pertandingan yang
dibawakan oleh kedua tim, serta penjelasan yang telah disampaikan oleh
Morgan-pun telah membawa sebuah perubahan pada Mintonette.Perubahan pertama
yang terjadi pada permainan tersebut terjadi pada namanya. Atas saran dari
Profesor Alfred T. Halstead yang juga menyaksikan dan memperhatikan demonstrasi
serta penjelasan Morgan, nama Mintonette-pun berubah menjadi Volleyball (bola
voli). Pemilihan nama Volleyball sebagai pengganti Mintonette-pun tidak
dilakukan dengan tanpa pertimbangan. Nama Volleyball dipilih berdasarkan
gerakan-gerakan utama yang terdapat pada permainan tersebut, yaitu gerakan
memukul bola sebelum bola tersebut jatuh ke tanah (volley).
Pada awalnya, nama
Volleyball-pun dieja secara terpisah (dua kata), yaitu “Volley Ball”. Kemudian
pada tahun 1952, Komite Administratif USVBA (United States Volleyball
Association) memilih untuk mengeja nama tersebut dalam satu kata, yaitu
“Volleyball”. USVBA adalah persatuan olahraga bola voli yang terdapat di
Amerika Serikat. Asosiasi ini pertama kali didirikan pada tahun 1928, dan pada
saat ini USVBA lebih dikenal dengan nama USAV (USA Voleyball). Setelah
demonstrasi tersebut, komite YMCA berjanji untuk mempelajari
peraturan-peraturan permainan yang telah ditulis dan diserahkan ke Morgan.
Beberapa peraturan yang
pertama kali ditulis oleh Morgan adalah penggunaan net setinggi 6 feet 6 inch
(ukuran ini disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Amerika yang pada abad
ke-19 tersebut ternyata lebih pendek), lapangan berukuran 7.6 x 15.2 m2, dan
dimainkan oleh beberapa orang pemain. Dalam peraturan lama tersebut, permainan
terbagi atas sembilan babak. Pada setiap babak, masing-masing tim memperoleh
kesempatan untuk melakukan servis (memukul bola di awal permainan/pukulan bola
pertama). Selain itu, dalam peraturan yang pertama kali dibuat tersebut tidak
terdapat batasan kontak antara pemain dengan bola, sebelum bola tersebut dapat
dipukul dan berpindah ke wilayah lawan. Jika pemain melakukan kesalahan ketika
melakukan servis, maka ia masih diijinkan untuk melakukan servis yang kedua.
Sedangkan pemukulan bola ke arah net akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran
dan berakibat kehilangan skor, kecuali pada saat melakukan servis yang pertama.
Karena setelah servis pertama, masih terdapat
kesempatan untuk melakukan servis yang kedua. Akhirnya, merekapun memodifikasi
dan menerbitkan peraturan tersebut pada bulan Juli 1896.
2.
Sejarah Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak
tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani
didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola
voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak
andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan
bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar
kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di
Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub
di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22
januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta
bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif
mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai
sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian
Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun
untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di
Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan
bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di
seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta
pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana
angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini
permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan
bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI
telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di
Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli
yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer
Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik
diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan
olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra
tersebut, sebagai juaranya adalah :
1. UniSovyet
2.
Jepang
3.
Brazil
4.
Bulagaria
5.
Kuba
6.
Yunani
7.
Polandia
Sedangkan Indonesia
sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua
Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik
dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang
berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di
luar negeri.
B. SARANA DAN PRASARAN PERMAINAN BOLA VOLI
a.
Ukuran lapangan bola voli
·
Panjang Lapangan : 18 m
·
Lebar Lapangan : 9 m
·
Lebar Garis : 5 cm
b.
Net/ Jaring
·
Panjang Net : 9,5 m
·
Lebar Net : 1 m
·
Mata Jaring : 10 cm
·
Tinggi tiang Putera : 2,43 m
·
Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
·
Antene rood line : 10 cm
·
Tinggi/panjang antene : 1,80 m
·
Garis tengah diameter : 1 cm
c.
Bola
·
Keliling : 65-67 cm
·
Berat bola : 250-280 gram
·
Tekanan udara : 0,48-0,52 kg/cm
·
Jalur bola : 12-18 jalur
C.
TEKNIK DASAR BOLA VOLI
- Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Passing
a.
Passing Bawah
Cara pelaksanaannya :
·
Pemain melakukan sikap siap.
·
Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus
kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º dengan badan.
·
Sikap tubuh semakin
merendah dengan menurunkan sudut lutut dari 135º menjadi 45º.
·
Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan,
bola mengenai lengan bawah yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai
berjingkat dan tangan tidak boleh melewati bahu.
·
Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing bawah :
1) Pass Bawah dua
Tangan
2) Pass Bawah Satu
Tangan
3) Pass Bawah
Bergulir Kesamping
4) Pass Bawah
Setengah Bergulir Kebelakang
5) Pass Bawah Meluncur
Kedepan
b.
Passing Atas
Cara pelaksanaannya :
Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap
diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses
gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti
dipantulkan.
·
Pemain melakukan sikap siap.
·
Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan
tungkai, bersamaan dengan menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti
hendak merangkum bola.
·
Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat
sudut 135º, posisi lengan ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh
oleh ujung jari² tangan.
·
Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat
dan bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang
digerakkan sampai lurus keatas.
·
Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing atas :
1) Pass Atas
Normal
2) Pass Atas
Setengah Bergulir Kebelakang
3) Pass Atas
Bergulir Kesamping
4) Pass Atas
Meloncat
2.
Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Servis
a.
Underhand Service
Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan
kaki kanan, lengan kiri dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain
tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknya).
Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada
kaki sebelah belakang, lengan yang bebas digerakkan kebelakang dan diayunkan
kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki
sebelah depan.
Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka,
pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang
dibelakang kedepan.
Macam-macam
Underhand Service
1) Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.
2)
Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola
berputar keatas.
3) Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.
4)
Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar
keluar.
b.
Overhead Service
Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan
kedua lutut agak ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,
tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.
Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas
sampai ketinggian ± 1m diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan
segera ditarik kebelakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat
badan dipindahkan kekaki sebelah belakang.
Setelah tangan berada dibelakang atas kepala
dan bola berada sejangkauan tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan
telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.
Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan
pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan
lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha yang lainnya.
Macam-macam
Overhead Service
1)
Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.
2)
Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar
kedalam.
3)
Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar
keluar.
4)
Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.
c.
Floating Service
1)
Frontal Floating Service : Bola mengapung
kekiri & kekanan.
Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir
lurus. Lengan yang memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit,
ditarik kebelakang sebelum melempar bola.
Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak
bergerak, pergelangan tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul
dengan bagian bawah telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul
disebelah depan tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan.
2)
Side Floating Service : Bola mengapung kearah
vertical.
Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi
lapangan. Bola dipegang dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan
pemukul diayun kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang,
dengan kedua lutut ditekuk sedikit.
Lengan diangkat dengan
gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan dijulurkan dan bagian
tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam, sewaktu bola itu melambung
tinggi didepan tubuh pemain. Bagian tubuh berputar sedemikian rupa sampai
menghadap net, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.
Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang
digunakan memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola,
kemudian gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah
melewati kaki yang satunya.
d.
Jump Service
Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh
untuk mengacaukan serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2
s/d 3 orang jump server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan.
Keuntungan menggunakan
jump serve adalah :
·
Dapat menjatuhkan mental lawan
·
Mempersulit lawan untuk membangun serangan
·
Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan
·
Memudahkan kerja defender
Teknik Jump
Serve :
·
Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan
power yang cukup.
·
Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang
dan jatuh didalam lapangan.
·
Lemparan tidak dari belakang tetapi dari
samping badan agar dapat terlihat dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
·
Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola
Tinggi (Open Spike).
·
Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah
melakukan step sekali lagi, server meloncat dan memukul bola.
·
Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan
konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah-patah.
3.
Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Smash
Proses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan,
Tolakan, Meloncat, Memukul Bola dan Mendarat.
·
Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai
dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal).
Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang²
sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat
badan berangsur² merendah untuk membantu tolakan.
·
Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki
hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak
kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan
kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut
±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada
kaki yang didepan.
·
Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki
menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki
mendorong naik keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang
tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan
eksplosif dan loncatan vertikal.
·
Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan
pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan
kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola
secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas
tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif
menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah
perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah
badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak
tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif
untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang
benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
·
Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki
mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan
lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan
condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat
saat meloncat.
Macam-macam
Smash.
a.
Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola
lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan
lengan yang tertinggi.
b.
Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan,
pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju
kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m
ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola.
Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open
c.
Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka
pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing
meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan
bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan
menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan
secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya.
Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
d.
Straight
Smasher sebelum melakukan
gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang
net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola
sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat
dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat
dibandingkan smash dengan bola semi.
e.
Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk
bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda
dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash
terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas
badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan
membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian
belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan
tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot²
perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan
putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
f.
Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu
hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak
dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap
bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak
terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung
pada situasi.
g.
Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis
serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak
boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh
saja jatuh didalam garis serang.
h.
Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan
langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul
tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
i.
Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini
pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan
pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua
pemukul meloncat dan melakukan serangan.
j.
Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal,
tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan
langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan
serangan.
4. Jenis
- Jenis Block Untuk Pertahanan
a. Block Bola Open
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi
tangan berada didepan dada. Blocker
melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan, sebelum melompat posisi badan
direndahkan dengan menekuk lutut sehingga membentuk sudut ± 100º, kemudian
blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan vertical.
b.
Block
Bola Semi
Blocker bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi
kedua tangan dinaikkan berada diatas depan kepala. Blocker tetap melompat setelah spiker lawan melakukan lompatan,
sebelum melompat posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut sehingga
membentuk sudut ± 110º, kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah
lompatan vertical.
c.
Block
Bola Quick
Blocker
bergerak mendekati lawan yang akan melakukan spike, posisi kedua tangan
diluruskan. Blocker melompat bersamaan dengan spiker lawan, sebelum melompat
posisi badan direndahkan dengan menekuk lutut tidak terlalu dalam (sudut lutut
± 135º), kemudian blocker melompat setinggi mungkin dengan arah lompatan
vertical.
Yang perlu
mendapat perhatian dari seorang blocker adalah :
·
Perhatikan
gaya pasing receiver lawan, kemana bola itu diarahkan
·
Perhatikan
terus jalannya bola dan perhatikan pula gaya pengumpan lawan terutama
mata dan gerakaannya, jangan bergerak sebelum bola lepas
dari tangan pengumpan..
·
Lihat
body language spiker lawan, kearah mana spiker itu bergerak.
·
Posisi
tangan atau jari waktu bergerak tidak boleh berada
dibawah pinggang, agar gerak tangan cepat mencapai titik block.
·
Side
step (Block 2 step) dilakukan untuk block jarak dekat, sedangkan Cross step
(Block 3 step) digunakan untuk block jarak yang cukup jauh.
·
Blocker
harus dilatih dengan melompat beberapa kali disatu tempat, agar mempunyai
reaksi yang baik, bergerak secara cepat dan pandai membaca
gerak.
D.
PERATURAN-PERATURAN
1.
Lapangan
Olahraga permainan bola
voli dimainkan pada sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang. Seiring
dengan terus berkembangnya permainan bola voli, maka standar-standar ukuran
internasional dan sarana pendukung pada lapangan bola voli-pun telah ditetapkan.
Standar ukuran panjang lapangan bola voli adalah 18
meter, sedangkan ukuran lebarnya adalah 9 meter. Panjangan lapangan tersebut
kemudian dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang dipasang pada dua
buah tiang. Net tersebut dipasang pada ketinggian 2.43 meter atau 2.24 meter.
Pada setiap ujung atas tiang biasanya akan dipasang sebuah antena.
Antena ini akan menjadi pembatas gerakan bola
yang menyamping atau melebar. Net yang memiliki lebar satu meter tersebut
dipasang melebar di tengah lapangan. Ukuran 2.43 meter biasa digunakan dalam
pertandingan bola voli putra, sedangkan pada kelas putri biasanya menggunakan
net dengan ketinggian 2.24 meter. Meskipun demikian, pada kompetisi-kompetisi
kelas yunior maupun veteran biasanya tinggi net bervariasi. Untuk kompetisi
kelas tersebut, tinggi net biasanya dapat disesuaikan kembali.
Dalam lapangan bola voli
dikenal istilah garis “3 meter” dari net. Garis tersebut berfungsi sebagai
batas wilayah penyerangan (attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian
membagi lapangan menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan
barisan depan (front row). Kemudian, pada masing-masing bagian itu (back
row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik. Pada keenam
area atau titik itulah yang merupakan posisi para pemain bola voli. Area “1”
merupakan posisi pemain yang akan melakukan servis berikutnya. Setiap
pergantian giliran untuk melakukan servis, para pemain harus berputar searah
dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan giliran melakukan servis. Dengan
melakukan putaran searah dengan putaran jarum jam, maka pemain pada posisi
pertama akan digantikan oleh pemain yang sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan pemain yang awalnya menempati posisi 1 akan
bergeser ke posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola
voli terdapat istilah zona bebas (free zone). Zona bebas ini merupakan area
yang mengelilingi area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam
zona bebas yang memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah
seorang pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan
menggunakan garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan
berada di dalam area tersebut. Garis-garis area tim tersebut juga menentukan
apakah bola yang jatuh akan dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang
jatuh masih menyentuh garis area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”,
dan tim lawan akan memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim
tanpa menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan “keluar”
2.
Bentuk-Bentuk Pelanggaran
Pukulan ketiga pada bola harus dapat mengarah
dan melewati net ke area lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga kali namun
bola masih belum berpindah ke area lawan, maka hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran.
Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari block-nya.
Setiap pemain hanya diizinkan menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang pemain menyentuh bola lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain lain (secara sengaja maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block tidak dihitung sebagai pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari block-nya.
Pelanggaran yang lain adalah penggunaan waktu
lebih dari 8 detik ketika melakukan servis.
Jika pemain memegang, mengangkat, atau membawa
bola (menyentuh bola dalam waktu yang lama, bukan memukulnya), maka hal ini
dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
Spike yang dilakukan oleh
pemain pada baris belakang, sementara bola berada tepat di atas net akan
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Hal ini
dapat dilakukan jika pemain tersebut melompat dari belakang garis penyerangan
(garis 3 meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan untuk mendarat di depan
garis penyerangan.
Memukul bola yang masih terdapat di area lawan
dinyatakan sebagai sebuah kesalahan.
Menyentuh net dengan salah
satu bagian tubuh ( kecuali rambut), ketika permainan sedang berlangsung akan
dinyatakan sebagai pelanggaran.
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
Pelanggaran yang lain adalah ketika bola mendarat (jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh bola tersebut.
Jika dalam sebuah tim
tidak ada yang menerima, menahan, atau mengendalikan bola yang dioper dari
pihak lawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Kejadian
semacam ini, biasanya terjadi akibat adanya sebuah kesalahpahaman antar pemain
yang sama-sama berada di dekat lokasi jatuhnya bola.
Pelanggaran yang terkadang
juga dilakukan oleh seorang pemain voli adalah melakukan block atau spike pada
bola yang belum melewati net secara sempurna, ketika tim lawan melakukan
servis.
Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah
kesalahan adalah ketika pemain pada baris belakang bergabung melakukan block
dengan pemain pada baris depan.
Jika pemain depan dari tim
server melompat, melakukan gerakan block, atau saling berdiri berdekatan ketika
salah seorang pemain dari timnya melakukan servis dengan tujuan untuk
menghalangi pandangan tim lawan, maka hal ini juga dinyatakan sebagai sebuah
pelanggaran. Tim tersebut akan mendapat peringatan dari
pihak wasit.
Pelanggaran yang lain adalah posisi kaki pemain
yang berada di dalam garis lapangan, atau menginjak garis belakang lapangan
ketika melakukan servis (sebelum bola melewati net).
Seorang libero hanya dapat
bermain di baris belakang. Jika ia melakukan block atau spike pada bola yang
berada tepat di atas net, maka hal tersebut akan dinyatakan sebagai sebuah
pelanggaran.
Kesalahan posisi pemain
ketika melakukan servis akan dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Namun,
setelah servis dilakukan maka pemain dapat mengatur posisi mereka berdasarkan
peraturan yang telah ditetapkan.
Adanya perkelahian secara
fisik di antara pemain satu tim maupun dengan pemain dari tim lawan akan
dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran
E.
PENILAIAN
Salah satu tim akan memperoleh nilai secara
otomatis jika bola jatuh di dalam garis area lawan atau ketika tim lawan
melakukan sebuah kesalahan. Dalam peraturan ini tidak meperhitungkan tim
manakah yang sebelumnya melakukan servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke
tangan lawan, dan tim lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis
berikutnya.
Jika servis sebelumnya
dilakukan oleh tim yang memperoleh nilai, maka servis yang selanjutnya masih
akan dilakukan oleh pemain yang sama, yang sebelumnya melakukan servis.
Posisi pemain harus
berputar searah dengan putaran jarum jam jika servis yang sebelumnya tidak
dilakukan oleh tim yang memperoleh poin. Dengan demikian, servis akan dilakukan
oleh pemain yang sebelumnya menempati area 1.
Pertandingan pada setiap
set akan berakhir ketika salah satu tim memperoleh poin 25. 2 poin tambahan
akan diberikan ketika kedua tim memperoleh poin yang sama yaitu pada poin 24.
Biasanya, pertandingan
akan dilangsungkan dalam 5 set. Pada set pertama hingga set ke-4 akan dimainkan
hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5, permainan hanya akan dimainkan hingga
15 poin. Tambahan 2 poin akan diberikan jika kedua tim mendapatkan poin yang
sama, yaitu pada poin 14.
Terkadang, sistem penilaian pada setiap
turnamen atau pertandingan berbeda. Pada pertandingan tingkat SMU dan
profesional biasanya hanya dilangsungkan hingga 3 set, dengan total poin hingga
30 poin Peraturan penggunaan 25 poin baru mulai diberlakukan pada tahun 1999.
Sebelumnya, permainan hanya dilangsungkan hingga 15 poin pada setiap set.
Selain itu, tim yang memperoleh poin hanyalah tim yang sebelumnya melakukan
servis. Ketika tim server melakukan kesalahan, maka tim lawan tidak akan
memperolah poin tambahan. Kesalahan tersebut hanya akan menyebabkan pindah bola
saja (tim lawan yang akan melakukan servis selanjutnya). Dan ketika serangan
salah satu tim dinyatakan “masuk”, tim tersebut tetap tidak akan memperoleh
tambahan jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim itu juga.
Serangan yang dinyatakan “masuk” tersebut juga hanya akan mengakibatkan pindah
bola saja. Tim tersebut hanya memperoleh kesempatan untuk melakukan servis yang
selanjutnya. Perubahan peraturan tersebut dilakukan oleh FIVB pada tahun 1999,
dan mulai ditetapkan secara resmi pada tahun 2000.
F. WASIT DALAM BOLA VOLI
1. Pedoman Umum Perwasitan Bolavoli
a. Memimpin suatu pertandingan agar
dapat berjalan lancar tanpa mengalami gangguan apapun.
b.
Dapat menafsirkan peraturan dengan tepat dan selalu konsisten
dalam mengambil keputusan.
c.
Harus adil dan objektif - sesuai peraturan yang sudah disahkan
PBVSI.
d.
Putusan tidak berdasarkan ramalam atau prasangka, tetapi merupakan
kejadian yang nyata atau fakta benar-benar nyata terlihat wasit.
e. Tempat sedekat mungkin dan lebih
tinggi dari net. Posisi dapat mengamati medan dan seluruh pemain dengan baik
dan jelas.
2.
Syarat Menjadi Wasit Bolavoli
a.
Berbadan sehat dan mempunyai fisik normal.
b.
Mempunyai bakat menjadi seorang wasit.
c.
Senang terhadap permainan bolavoli.
d.
Serendah-rendahnya lulusan SLTP.
e.
Berumur 20 - 40 tahun.
f.
Berdedikasi tinggi
g.
Anggota satu perkumpulan bolavoli.
h.
Berstatus amatir.
3.
Jenjang Wasit Bolavoli
a.
Wasit perkumpulan
b.
Wasit cabang wilayah
c.
Wasit daerah/Pemda tingkat A dan B
d.
Wasit nasional tingkat A, B, dan C
e.
Wasit kandidat international
4.
Perlengkapan Wasit
Pakaian Seragam :
a.
Celana putih/hitam
b.
Kaos putih polos atau hitam garis-garis putih pakai krah
c.
Sepatu karet putih
d.
Badge wasit sesuai klasifikasi:
kuning untuk cabang - dikeluarkan cabang
putih untuk Pemda - dikeluarkan Pemda
hijau untuk nasional - dikeluarkan PBVSI Pusat, dan
biru - untuk internasional - dikeluarkan IVBF
5.
Komposisi Wasit
a.
Seorang wasit pertama (referee)
b.
Seorang wasit kedua (umpire)
c.
Seorang pencatat (scorer)
d.
4 atau 2 orang hakim garis (linesmen)
6.
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Wasit Tugas Wasit
a.
Memimpin pertandingan agar berjalan lancar.
b.
Meningkatkan: keterampilan, kemampuan dan pengetahuan tentang
perwasitan bolavoli.
c. Menyebarluaskan peraturan
pertandingan di masyarakat.
d. Meningkatkan mutu perwasitan di
masyarakat khususnya di Indonesia pada umumnya.
7. Kewajiban dan
Wewenang Wasit
a. Wajib memimpin pertandingan
bolavoli baik di tingkat cabang, daerah, nasional maupun tingkat internasional.
b. Tidak berhak memimpin pertandingan
di atas sertifikat yang dimilikinya.
8.
Prosedur Mewasiti
a.
Wasit 1 dan 2 yang diperbolehkan meniup peluit selama
pertandingan.
b. Wasit 1 memberi tanda memulai
permainan (service).
c. Wasit 1 dan 2 : tanda bola mati
setelah yakin ada pelanggarannya, tanda bola mati bertujuan untuk menunjukkan
menyetujui atau menolak permohonan regu.
d. Wasit 1 : memberi peringatan,
menjatuhkan hukuman.
e. Begitu wasit meniup peluit sudah
harus dapat menunjukkan:
Sifat kesalahan dan isyarat tangan yang resmi.
Pemain yang bersalah
Giliran service, sekaligus menunjuk regu yang mendapat poin.
Isyarat dilakukan hanya seketika.
Isyarat dilakukan dengan tangan untuk menunjuk satu kesalahan. Yang melakukan
kesalahan ditunjuk. Menunjukkan giliran service, sekaligus memberi tanda poin
dari kesalahan yang dibuat satu regu.
9. Kekuasaan Wasit 1
a. Memimpin pertandingan dari awal
sampai akhir pertandingan.
b. Mempunyai kekuasaan penuh,
termasuk upaya yang tidak tercantum dalam peraturan.
c. Kekuasaannya mutlak - dapat
mengganti salah seorang petugasnya bila dianggap tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik.
d. Menentukan lapangan baik/buruk
sebelum pertandingan.
e. Wasit 1 dan 2 harus mengawasi bola,
apakah bola tersebut telah memenuhi persyaratan sewaktu permainan berlangsung.
10.
Tanggung Jawab Wasit 1
·
Sebelum pertandingan :
a. Memeriksa sarana/prasarana
pertandingan.
b. Melakukan tos.
c. Mengawali pemanasan.
·
Selama pertandingan :
a. Mempunyai wewenang menentukan
kesalahan: kesalahan pukulan servis, posisi regu, block, sentuhan pada net,
menyentuh bola, di atas net beserta pita horizontalnya, simultan/bersamaan.
b. Jangan membiarkan suatu perdebatan
atas pengajuan kapten.
c. Jika kapten tidak sepaham dalam
penafsiran, dicatat di lembar score sheet, wasit 1 harus memberi pencatatan
protes di akhir pertandingan.
·
Sesudah pertandingan.
a. Menandatangani score sheet.
b. Langsung menuju ke ruang wasit.
11. Tugas Wasit 2
a. Mengawasi posisi pemain selamaset
itu berlangsung, pemindahan tempa waktu set penentuan.
b. Mengawasi tindak tanduk anggota
masing-masing regu yang duduk di bangku cadangan, kalau ada sesuatu harus
dilaporkan ke wasit 1.
c. Mencegah pemain cadangan melakukan
pemanasan di area pertandingan.
d. Mengawasi jumlah time out dan
pergantian pemain.
e. Menolak penghentian yang tidak
layak; mengabulkan permohonan yang sah serta mengawasi waktunya.
f. Menunjukkan kesalahan lain tanpa
meniup peluit, tetapi tidak boleh menekan wasit 1.
g. Menentukan diperlukan atau tidak
pengeringan permukaan lapangan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa uraian dan
penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil
kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan ini,
peserta didik mampu mempraktikkan teknik-teknik dasar dalam olahraga dengan
baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, kejujuran, keberanian,
menghargai lawan, kerja keras, dan menerima kekalahan serta dapat
mengaplikasikan cara hidup yang sehat dan bersih.
B. SARAN-SARAN
Kami sebagai penyusun
makalah ini, sangat mengharap atas segala saran-saran dan kritikan bagi para
pembaca yang kami hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk
menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang
memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://arrozaqi.wordpress.com/2010/06/27/makalah-bola-voli/
http://kesehatan.myhendra.web.id/2010/12/makalah-olahraga-volley.html
Kleinmann, Theo
& Kruber, Dieter. 1990. Bola Volley Pembinaan Teknik, Taktik dan Kondisi
Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia